Tips Networking pada Linux


Hy Guys, jika kalian aktif menggunakan desktop Linux ataupun mengelola server Linux. Mungkin ada saat-saat dimana kalian merasa frustasi dalam mengatur masalah jaringan. Meskipun dalam beberapa tahun ini Linux telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Tapi tetap saja masih ada standar penyelesaian masalah yang tidak berjalan dengan mulus. Untuk itu anda harus tetap mempelajari berbagai macam trik dan tip untuk mengatasi masalah-masalah anda nanti.

Kebetulan berikut ini ada beberapa tips dan trik yang akan saya bagikan untuk anda, mudah-mudahan salah satunya ataupun lebih dapat membantu anda dalam menyelesaikan kasus penanganan jaringan di Linux yang anda kerjakan.

1. Gunakan ip address static
Ini sangat direkomendasikan, karena fungsi kontrolnya. Jika anda menggunakan IP Address Static anda bisa mengkonfigurasi Multiple DNS, hardware address, dan men-set perangkat jaringan untuk start at boot. Yang lebih penting lagi, seandainya komputer Anda meng-host layanan yang mungkin dibutuhkan komputer atau perangkat lain (sering terjadi dengan Linux), Anda tidak ingin terus-menerus menginstruksikan perangkat tersebut untuk menggunakan alamat IP yang berbeda. Konfigurasi alamat IP Static dapat diatur di "/etc/network/interfaces".
 
2. Disable dnsmasq
Dulu mungkin, Anda bisa membuka " /etc/resolv.conf " dan menambahkan alamat DNS tertentu dan selesai. Kemudian mesin anda akan menggunakan alamat DNS yang telah dikonfigurasi tersebut dan semuanya akan berjalan dengan mulus. Sayangnya itu tidak selalu terjadi sekarang ini. Dengan ubuntu (dan turunannya) ada sebuah tool yang disebut "dnsmasq" yang akan selalu menimpa "/etc/resolv.conf " setiap kali anda booting atau merestart jaringan. Untuk menyiasati hal ini, anda perlu menambahkan komentar "dns=dnsmasq" pada " /etc/NetworkManager/NetworkManager.conf". Setelah anda melakukan ini. Anda cukup merestart jaringan anda dengan perintah (/etc/initd/networking restart) dan anda siap melanjutkan pekerjaan anda.

3. Gunakan DNS Server pihak ketiga
Mungkin banyak diantara kalian yang akan mengabaikan tips ini, tapi saya selalu suka menggunakan server DNS Google (terutama di atas ISP saya). Kedua alamat yang akan digunakan adalah 8.8.8.8 dan 8.8.4.4. Setelah Anda menonaktifkan dnsmasq, masuk DNS tersebut di /etc/resolv.conf  dan DNS akan berjalan dengan lancar. Ada server DNS pihak ketiga lainnya yang bisa kalian gunakan (seperti OpenDNS). Terserah kalian yah guys yang mana membuat anda lebih nyaman. #baper :D

4.  Host bukanlah pengganti DNS
Buka file /etc/hosts anda. Apakah Anda memiliki daftar entri yang cukup panjang? Jika iyah demikian, pertimbangkan untuk memindahkannya ke zona DNS yang terpisah. Hal ini dapat menghindari kesalahan resolusi alamat dan membuat pemetaan Local Address lebih mudah. Menggunakan /etc/hosts sebagai tiruan DNS yang murah dapat menyebabkan masalah saat Anda mulai menggunakan kembali alamat dan lupa membersihkan file hosts itu. Jika Anda menggunakan /etc/hosts sebagai perbaikan cepat (atau untuk tujuan pengujian), pastikan untuk menghapus entri tersebut segera setelah selesai. Jika Anda harus menyimpan beberapa entri dalam file hosts, simpan seminimal mungkin.

5. Kenali UFW
Ip tabel adalah sistem yang sangat kompleks untuk konfigurasi tabel yang disediakan oleh firewall kernel Linux. Bagi pengguna rata-rata (atau bahkan admin sekalipun), tabel ip bisa sedikit berlebihan. Untuk itu, ada Uncomplicated Firewall (UFW). UFW adalah front end untuk ip tabel yang menghapus kerumitan, sehingga siapapun dapat mengkonfigurasi keamanan sistem mereka. Bahkan lebih baik lagi, ada sejumlah alat GUI yang bisa membantu Anda dalam bekerja dengan UFW (seperti GUFW dan gui-ufw). Kombinasi UFW dan GUI yang bagus akan membuat Anda mengamankan sistem Anda dengan mudah.

6. Belajar IP Command
Meskipun ifconfig telah kuno, beberapa orang masih menggunakannya ketika membutuhkan hal-hal seperti IP Address pada sebuah server. Ini adalah kebiasaan yang perlu ditinggalkan. Menggantikan Ifconfig ada IP Command dan kalian akan mendapatkan pelayanan yang baik untuk mengetahui seluk beluknya. IP Command dapat digunakan melihat informasi interface ataupun untuk mengkonfigurasi. Sangat flexible walaupun sedikit rumit daripada perintah yang digantikannya. Silahkan pelajari sendiri lebih lanjut.



7. Mengaktifkan Wireless yang terdisable
Saya telah mengalami ini beberapa kali. Entah dari mana dan bagaimana, jaringan nirkabel berhenti berfungsi. Ternyata, entah apa alasannya, adaptor nirkabel telah dinonaktifkan. Ada solusi untuk hal ini dapat kalian temukan di perintah rfkill. Perintah sudo rfkill list all; Jika adaptor wireless anda menunjukkan soft atau hard blocked, jalankan perintah sudo rfkill unblock all dan kemudian jalankan perintah sudo /etc/init.d/networking restart , perintah ini akan mengembalikan koneksi.

8. Skip NFS dan Gunakan Samba
Anda mungkin cenderung menyiapkan NFS ke file sharing lokal. Jangan. Sistem NFS mengharuskan Anda membuka banyak port di desktop atau server Anda. Sebagai gantinya, gunakan Samba yang jauh lebih aman. Dengan Samba, hanya ada sedikit port yang terbuka, sehingga keamanan lebih terjaga. Sebenarnya, Samba berjalan pada port TCP 139 dan 445 dan port UDP 137 dan 138. Untuk NFS Anda memerlukan port UDP 111, 1039, 1047, 1048 dan 2049 dan port TCP 111, 1039, 1047, 1048 dan 2049. Samba melakukan pekerjaan yang secara eksponensial lebih baik untuk berbagi file di seluruh jaringan (dan juga Samba bekerja hebat dengan platform lain dan dapat terhubung ke Active Directory).

9. Kenali sshfs
Berbicara tentang sharing folder, ada alat yang harus diperhatikan dan yang harus-diketahui untuk administrator Linux. Alatnya yaitu SSHFS, yang merupakan singkatan dari Secure Shell File System. Dengan perintah ini Anda dapat me-mount filesystem jarak jauh dan berinteraksi dengan direktori dan file yang ditemukan pada sistem jarak jauh seolah-olah berada di mesin lokal. Secara default sshfs tidak diinstal pada kebanyakan sistem, namun bisa ditambahkan dengan perintah seperti sudo apt-get install sshfs. Pertama Anda harus membuat direktori mount di sistem lokal dan kemudian terhubung ke filesystem jarak jauh (dengan perintah seperti sshfs USER@IPADDRESS:/ REMOTE/PATH/ /LOCAL/PATH). Setelah filesystem remote terpasang, Anda dapat bekerja secara remote seolah-olah berada di tempat lokal.

10. Manfaatkan Enkripsi
Kita hidup di era di mana keamanan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Jika Anda berbagi informasi sensitif melalui email, cari tahu opsi enkripsi apa yang tersedia untuk klien email Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan Mozilla Thunderbird, instal dan pelajari Enigmail. Jika Anda menggunakan Evolution, manfaatkan dukungan built-in untuk OpenPGP. Di luar email, Anda juga dapat mengenkripsi file dan direktori menggunakan sejumlah command line atau tool GUI.

Sekian dulu Tips untuk mengelola jaringan pada Linux kali ini.
Semoga bermanfaat buat kalian yah Guys.

sumber: http://www.techrepublic.com/article/10-more-quick-tips-to-make-linux-networking-easier/ 
Dengan terjemahan apa adanya :v

Comments